Peringatan Hari Baden-Powell ke-159, Bapak Pramuka Dunia Gerakan Pramuka Indonesia Gelar Malam Refleksi Hari Baden-Powell

Peringatan Hari Baden-Powell ke-159, Bapak Pramuka Dunia Gerakan Pramuka Indonesia Gelar Malam Refleksi Hari Baden-Powell

Refleksi Hari Baden-Powell Pramuka IndonesiaJakarta—Gerakan Pramuka se-Indonesia menggelar Malam Refleksi Hari Baden-Powell di Taman Rekreasi Wiladatika (TRW), Cibubur, Jakarta (22/2). Digelar secara sederhana, acara peringatan ke-159 ini dhadiri ratusan pimpinan dan pengurus Kwartir Nasional dan Kwartir Daerah dari seluruh Indonesia.
Baden-Powell adalah pendiri gerakan kepanduan dunia asal Inggris yang sangat dihormati.  Lahir di London, 22 Februari 1857, sosok Baden-Powell sangat menginspirasi insan pramuka dunia. Salah satu petuahnya yang terkenal antara lain, “Jangan sampai hal-hal teknis lebih berat daripada moral… Berkemah, penjelajahan, Jambore, semua itu alat, bukan tujuan. Tujuan utamanya adalah karakter!”
Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka, Adhyaksa Dault, dalam sambutannya, mengajak publik, khususnya insan Pramuka Indonesia untuk mengenang lebih jauh pemikiran, spirit dan jasa Baden-Powell sebagai Bapak Pandu Dunia. “Banyak yang patut ditiru dan inspiratif,” jelas Adhyaksa.
Salah satu contohnya, jelas Adhyaksa, prinsip happy (bahagia), handycraft (kerajinan), kesehatan dan kepedulian. “Happy itu artinya Pramuka harus selalu gembira dan menggembirakan. Handycraft artinya ikut membangun ekonomi kreatif. Kesehatan artinya Pramuka itu sehat jiwa dan badannya. Adapun kepedulian itu kepada diri sendiri dan masyarakat,” tambah Adhyaksa.
Pria murah senyum itu sempat mengutip lirik lagu Indonesia Raya yang berbunyi: “Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya.” Menurut Adhyaksa, lirik itu pas untuk bangsa ini, bahwa manusia harus membangun jiwanya terlebih dahulu sebelum badan.“Kita sering saksikan hari ini banyak orang yang badannnya sehat, tapi jiwanya sakit. Badannya sehat, tapi dia rampok, paedofil. Jadi, falsafah health Baden-Powell ini perlu kita sadari. Health ini dalam arti sehat jiwanya dan badannya,” ujar Adhyaksa.
Namun begitu, Adhyaksa juga mengingatkan agar kegiatan Malam Refleksi seperti ini tak hanya terjebak ke formalitas. Setelah selesai, tak ada bekas dan tindak lanjutnya. “Apa sih eksistensi Pramuka hari ini? Apa Pramuka itu benar-benar dirasa manfaatnya oleh masyarakat? Ini yang harus kita jawab. Saya titip ke kakak-kakak semua di sini, Pramuka itu banyak manfaatnya. Pramuka itu kawah candradimuka anak-anak bangsa kita! Saya bisa begini karena Pramuka juga,” tandas Adhyaksa.
[Humas Kwarnas]