Gudep Polresta Padang Gelar Trauma Healing Korban Banjir

Gudep Polresta Padang Gelar Trauma Healing Korban Banjir

b105eeff-e07f-4aca-bcba-675d1ecb8fa2Padang – Tawa riang anak anak Maransi terdengar lepas, mereka berlarian mengikuti permainan yang disajikan para anggota Pramuka. Di kelompok lain, tiga tim anak anak berpacu memainkan piring yang berisi air. Piring tersebut diisi air dari depan terus dioper kebelakang.
Gelak tawa mereka pecah ketika temannya yang dibelakang tak mampu menampung air, juga dengan piring sehingga mereka kebasahan. Pemenangnya, tim mana yang cepat menghabiskan air di depan dan paling banyak menampung di deretan belakang.
Permainan berikut masih menggunakan media air, namun kali ini air dimasukkan ke dalam balon, dan di lempar menggunakan kain sarung dan disambut oleh teman se timnya dengan kain sarung juga. Anggota Pramuka ini memang sengaja membuat seluruh permainan menggunakan media air agar anak anak Maransi tidak terlalu trauma dengan banjir.
Begitulah beberapa permainan yang disajikan dalam bagian Trauma Healing yang dilakukan para anggota Gerakan Pramuka Gugus Depan 03167 – 0368 Polresta Padang, Minggu (27/03). Sedikitnya 80 orang anak anak berusia 3 hingga 10 yang tinggal di Jalan Maransi Indah, RT 01 RW 12 Kelurahan Dadok Tunggul Hitam, mengikuti kegiatan ini.
Sebelumnya, keceriaan anak anak di kampung Maransi sempat direnggut banjir besar yang melanda Kota Padang, Selasa (22/03) lalu. Mereka trauma karena saat itu banjir datang dengan tiba tiba disaat mereka tertidur lelap, pukul 01.00 dini hari.
“Banjir datang di kampung kita ini dengan tiba tiba, gak sampai 5 menit air sudah meninggi hingga mencapai dua meter,” ujar ketua RT 01 RW 12 Kelurahan Dadok Tunggul Hitam, Reri Yanto. Jangankan anak anak para orangtua di kampung Maransi juga trauma jika mengingat banjir yang lalu, kenang Reri.
Kampung Maransi memang terletak di dataran sangat rendah sehingga air banjir dengan leluasa merendam kampung tersebut. Sehingga anak anak di Maransi mengalami trauma karena banjir tersebut.
“Kegiatan ini sangat positif bagi anak anak disini, karena sejak terjadi banjir lima hari yang lalu, mereka mengalami trauma, meski ada juga yang merasa biasa biasa saja,” tambah Reri lagi. “Jangankan anak anak, kami yang dewasa saja juga ikut trauma,” tutupnya.
Sementara Pembina Gugus Depan Gerakan Pramuka Polresta Padang, Kak Richard Hamdany, S.Pd menyatakan, pramuka sengaja memilih kegiatan ini sebagai wujud bhakti mereka dan rasa peduli sesama pasca banjir tersebut.
“Kami senang sekali kegiatan yang kami adakan untuk anak anak disini didukung oleh warga sekitar, semoga rasa trauma pada anak anak terhadap banjir bisa dihilangkan,” tuturnya.
Ketua Majelis Pembimbing Gugus Depan Gerakan Pramuka Polresta Padang, Kombes Polisi Wisnu Andayana menyebutkan, salah satu bentuk bhakti para pramuka adalah harus peduli dengan sesama. Hal tersebut sesuai dengan sumpah dan janji Pramuka Yakni Tri Satya dan Dasa Dharma.
“Kegiatan ini merupakan salah satu bhakti para adik adik pramuka di Gdep Polresta Padang, sesuai dengan salah satu butir Tri Satya pramuka yang berbunyi ‘menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat,” ujar Kak Wisnu Andaya, yang sehari hari sebagai Kapolresta Padang.
Kak Wisnu Andaya menambahkan, trauma healing yang dilakukan juga termasuk ke dalam pengamalan janji pramuka yaitu Dasa Dharma Pramuka kelima yang berbunyi rela menolong dan tabah. (HA/Humas Kwarnas)